Waspadai

Kanker Darah

Lamanya prosedur pemeriksaan menghambat deteksi dini kanker.

Dokter Nadia Ayu Mulansari SpPD KHOM mengatakan kanker darah biasanya disebabkan gangguan dari pertumbuhan dan sifat sel darah. Setiap gangguan yang terjadi, bisa menyebabkan kondisi yang dinamakan kanker darah akibat produksi berlebihan atau gangguan pertumbuhan.

 

 Tidak jarang orang yang menderita kanker darah datang terlebih dulu ke dokter lain, seperti dokter saraf, bedah tulang atau bahkan dokter umum. Padahal, di Indonesia, menurut Nadia, jika ada sesuatu yang dicurigai berhubungan dengan darah dapat langsung berkonsultasi dengan dokter hematolog.

 

Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa lamanya prosedur pemeriksaan, seperti harus ke dokter unum dulu, baru ke hematologi, telah cukup menjadi hambatan deteksi dini kanker darah. Di wilayah AS dan Eropa, untuk konsultasi ini memang cukup ketat. Sehinga kanker darah sering kali terlambat dideteksi.  “Kalau di Indonesia bebas langsung saja datang ke hematologi,” tambah Nadia.

 

Awalnya penyakit kanker darah tidak terlalu sering terdengar atau familiar. Hal ini berbeda dibandingkan kanker payudara, usus, prostat, dan paru.

 

Tetapi sekarang, menurut Nadia, mulai semakin banyak yang ingin tahu terkait penyakit tersebut. Deteksi dini menjadi penting agar kanker dapat diatasi sejak awal. “Mulai banyak yang bertanya soal leukimia saat istri SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) terkena kanker darah. Jadi kesadaran kalangan di masyarakat terkait ini semakin banyak, ada beberapa pasien yang datang ingin tahu,” kata Nadia dalam edukasi dari PT. Johnson & Johnson Indonesia bertema “Sayangi Lansia Kita dengan Deteksi Dini Kanker Darah''.

Darah menyumbang sekitar delapan persen dari berat badan normal tubuh dan berfungsi memasok oksigen, nutrisi, hormon, dan antibodi ke seluruh tubuh. Darah terdiri dari campuran plasma dan sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan trombosit). Kanker disebabkan oleh disfungsi dalam pertumbuhan sel.

 

Sifat sel darah, ada plasma yang berfungsi sebagai transportasi nutrisi. Sel darah putih yang fungsinya sebagai serdadu, tentara, proteksi tubuh terhadap infeksi. Sedangkan trombosit mencegah terjadinya pendarahan dan berfungsi membentuk pembekuan darah. Sementara sel darah merah menjadi transportasi oksigen ke seluruh jaringan yang ada.

 

Dalam tubuh yang sehat, sel darah putih baru secara teratur dihasilkan untuk menggantikan yang lama dan rusak, namun pada pasien kanker darah terjadi produksi atau pertumbuhan sel darah yang berlebihan.

 

Nadia mengingatkan jika ada gejala khusus yang tidak dapat dijelaskan dan berlangsung lama, sebaiknya lakukan pemeriksaan darah terlebih dulu. Nadia juga mencontohkan kasus infeksi berulang, namun pernah dianggap menderita gangguan ginjal, padahal setelah dicek ulang itu adalah kanker darah. Setelah dikonsultasi ulang, ternyata pasien tersebut menderita Mieloma. Dilihat nilai nilai hb-nya rendah, dan jika dokter teliti, itu bisa dikonsultasikan dulu ke hematolog. Diagnosis pasti penyakit kanker darah akan ditegakkan oleh dokter ahli hematologi dan onkologi medis.

 

Pengobatan kanker darah akan bergantung usia, tapi secara umum adalah kemoterapi, artinya terapi sistemik. Radiasi akan diperlukan pada kasus tertentu. “Hati-hati dalam enam bulan terakhir udah berapa kali demam menggigil, kalau dinyatakan demam berdarah, bilang ke dokternya, sudah empat kali, karena nggak mungkin DBD empat kali dalam setahun,” lanjut Nadia.

Mulai banyak yang bertanya soal leukimia saat istri SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) terkena kanker darah. Jadi kesadaran kalangan di masyarakat terkait ini semakin banyak, ada beberapa pasien yang datang ingin tahu.

Kanker menjadi penyebab utama kematian di dunia. Penting untuk mewaspadai sejak awal, termasuk kanker darah yang kian rentan dialami lanjut usia (lansia).

 

Di negara yang lebih maju, jumlah total kasus baru kanker darah yang terjadi pada orang berusia 70 tahun atau lebih, mewakili 45 persen dari total kasus. Keganasan ini terkait erat dengan usia dan tingkat insiden meningkat secara eksponensial setelah usia 50 tahun.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memproyeksikan bahwa dunia harus bersiap menghadapi masyarakat yang menua. Antara 2015 dan 2050, proporsi populasi dunia di atas 60 tahun akan naik hampir dua kali lipat dari 12 persen menjadi 22 persen. Pada 2030, 1 dari 6 orang di dunia akan berusia 60 tahun atau lebih. Jumlah orang berusia 80 tahun atau lebih diperkirakan tiga kali lipat antara tahun 2020 dan 2050 mencapai 426 juta.

 

Pemahaman mengenai bahaya kanker darah untuk usia lanjut sangat diperlukan terlebih dengan adanya laju pertumbuhan lansia yang lebih cepat. Indonesia yang merupakan negara dengan populasi terbanyak keempat di dunia juga harus bersiap menghadapi naiknya jumlah penduduk berusia lanjut yang diperkirakan akan sebesar 11 persen pada 2035.

national cancer institute/UNSPLASH

Perhatikan Gejala Umum

Kanker darah disebut lebih sulit terdeteksi lantaran tidak adanya gejala yang jelas di awalnya. Jenis penyakit ini hanya bisa dilihat di darah, tidak ada benjolan, tidak ada spesifikasi tertentu sehingga terkadang menyulitkan diagnosis.

Namun ada tanda-tanda yang dapat dijadikan panduan untuk mengetahui gejala kanker darah. Apa sajakah?

 

-Demam

-Menggigil

-Keringat malam

-Kelemahan

-Mudah lemas

-Nyeri tulang dan sendi, kendari nyeri tidak selalu berarti kanker darah.

-Penurunan berat badan

-Pembesaran hati

-Waspada juga jika tiba-tiba tubuh biru-biru

-Pingsan

-Pendarahan sangat banyak jika sedikit saja tergores.

FREEPIK

Pemicunya Multifaktor

mufid majnun/unsplash

Penyakit kanker darah dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu limfoma atau kanker kelenjar getah bening, leukemia atau kanker sel darah putih, dan myeloma yaitu kanker sel plasma darah.

 

Leukimia, yaitu kanker yang menyerang sumsum tulang sehingga produksi sel darah putih menjadi abnormal dan terlampau cepat. Akibatnya, sel darah putih yang abnormal merusak sumsum tulang dan kemampuannya untuk memproduksi sel darah merah.

 

Sedangkan limfoma adalah kanker kelenjar getah bening. Limfoma menyerang sel darah putih di sistem kekebalan tubuh yang khusus memerangi infeksi, termasuk kelenjar getah bening, limpa, timus, serta sumsum tulang. Limfoma mempengaruhi kerja kelenjar getah bening dan sistem limfatik yang berfungsi mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh serta memproduksi sel imunitas.

freepik

Tipe kanker darah lainnya yaitu myeloma terbentuk dari sel plasma ganas. Myeloma mempengaruhi sumsum tulang, dapat tumbuh di berbagai bagian tubuh yang punya sumsum tulang, misalnya tulang panggul dan tulang belakang. Myeloma sering disebut "multiple myeloma" karena bisa tumbuh di berbagai bagian pada saat bersamaan.

 

Dokter Nadia Ayu Mulansari SpPD KHOM mengatakan penyebab pasti penyakit kanker darah sampai saat ini masih belum diketahui, tetapi bersifat multifaktorial. Salah satu mekanisme yang diduga terkait adalah penurunan imunitas adaptif yang berhubungan dengan penambahan usia sehingga risiko mengalami kanker darah akan meningkat pada usia lanjut.

 

Penyebab terjadinya kanker pada umumnya multifaktor mulai dari faktor genetik hingga faktor lingkungan seperti terpapar zat karsinogen yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak normal. Zat karsinogen tersebar di lingkungan dan bisa terhirup seperti polusi udara, rokok, pada makanan yang telah bercampur dengan bahan kimia, juga pada pencemaran plastik maupun asap dari pembakaran plastik.

 

Khusus untuk leukimia faktor risikonya mulai dari genetik, terpapar zat karsinogen, terpapar radiasi atau zat kimia. Ada faktor risiko tambahan lain untuk kanker darah tipe limfoma dan myeloma seperti obesitas, sistem imun lemah, serta pengidap diabetes yang sebenarnya dapat dikendalikan dengan pola hidup sehat. Penyakit myeloma dan limfoma juga biasanya menyerang pada usia 60 hingga 65 tahun ke atas.

top